Alay | 45 | Secretes

That hurts. :(

Sebuah bidak kecil  Berjalan lurus ke depan  Selangkah demi selangkah  Saat terhalang  Tidak ada banyak pilihan  Hanya menanti kepergian penghalang  Atau tertarik umpan untuk menyimpang  Atau mati  Karena Pion tidak pernah melompat  Karena Pion tidak pernah mundur 

Belakangan ini kayaknya gw sering banget mikirin sesuatu yang 'kebetulan' terjadi. Ya, saat sendiri gw suka merenungkan berbagai hal, bermain dengan logika. Mengapa mereka begini, mengapa ini begitu, bagaimana jika begini/begitu; termasuk kebetulan-kebetulan yang terjadi terhadap diri gw.  Saat ini, ada hal yang sangat mengusik pikiran gw. Yaitu pesan yang muncul setiap gw sudah mencapai titik dimana gw sangat gelisah. Pesan itu sederhana, dan hanya berisi kata-kata yang biasa, tidak ada bahasa yang rumit. Namun kehadiran pesan tersebut memberikan sebuah tenaga untuk kembali kuat, menenangkan pikiran.  Yang gw belum habis pikir, apa harus gelisah tingkat tinggi dulu baru pesan itu akan datang? Kalau suatu saat gw mencapai tingkat dimana gw cukup kuat untuk bisa menguasai kegelisahan, apakah pesan itu akan tetap datang?  Gw pasti akan menjadi semakin kuat, semakin matang. Dengan atau tanpa pesan tersebut.    Namun demikian, gw tetap berterimakasih. Kebetulan juga ada yang mengat

I've got a wish, that everyone is living in happiness. No fight, no tear, no hard feelings.  And leave all the pressure just to me.

Went back from Jambi to Sidimpuan for exam.  Turns out that I can't join the examination.  I know my mistakes, and I'll face the consequences.  It's just like the old days.  Just like the old days.   The real test starts again. Will I fail again?

-Reader/Advisor You're good. Really good. And the timings are amazingly almost always perfect. Fill me with good knowledges. More, and the more I'm enjoying it.  While the fact is, I never know how this could happen.   PS: Acehnese truck driver, Keritang, July 6th 2012. (Just a note to myself)

Sebagai anak laki-laki paling tua dari anak laki-laki paling tua dalam keluarga, selayaknya gw jadi contoh ideal. Tapi gw sadar gw jauh banget dari sosok figur ideal yang patut dicontoh sama adek-adek gw. I understand. It's just, sometimes, I don't understand. Why do I have to live with this? The change, the change. This starts here, for good, for better. The aim will be the same, but the method will change. Watch me.