Miracles Do Happen, Right?

Saat menulis judul ini, gw mikir-mikir.. apakah berlebihan untuk membuat judul ini sedemikian rupa? Seakan-akan meragukan, namun menguatkan. Yah.. pokoknya entah apapun definisinya.. bagi gw judul ini sangat tepat dengan kejadian ini. Dan sebagai suatu tambahan yang mungkin (atau tidak) disebut kebetulan, judul ini berasal dari status twitter gw kurang dari 24 jam yang lalu.

Masalah selalu datang silih berganti dalam kehidupan manusia. Begitu pula dengan gw. Namun entah apakah itu cuma gw yang ngerasa begini pada saat ini atau memang kenyataannya begitu, gw ngerasa hidup gw nggak pernah berhenti menghadapi gelombang masalah. Bukan masalah yang datang sewaktu-waktu dan kemudian selesai, dan untuk beberapa saat anda bisa menghembuskan nafas lega dan melemaskan saraf-saraf otak. Bukan.. bukan yang semacam itu. Yang gw hadapi adalah ombak..

Memang bukan sesuatu yang sebesar penjajahan, kemiskinan, wabah, bencana, dan lain-lain. Tapi ini cukup menguras otak, waktu, dan tenaga, sehingga mengacaukan berbagai perencanaan yang pernah disusun sedemikian rupa. Cukup kacau? Bagi gw, ya. Karena untuk mendapatkan kembali inspirasi yang serupa bukanlah hal yang mudah. Perlu keadaan yang kondusif.

Hari ini (atau kemarin, lebih tepatnya) adalah salah satu hari dimana berbagai masalah gw berakumulasi dan mencapai sebuah titik didih. Namun sebagaimana kurang lebih 50% dari titik-titik didih yang pernah dilalui, mendidihnya titik tersebut tidak mencapai ledakan. Diredam. Dialihkan. 

Ya, tidak mengecewakan memang. Karena jika terjadi ledakan maka akibat dari ledakan itu seringkali fatal.

Tapi kemudian gw mempertanyakan diri sendiri, apakah jika diredam atau dialihkan.. masalah tersebut akan mendingin? Jawaban yang didapat dari pengalaman-pengalaman yang terdahulu, tidak. Masalah tersebut hanya mereda untuk sementara waktu, kemudian pada waktunya akan kembali lagi. Bikin deg-degan aja, istilahnya. Sangat tidak baik untuk kesehatan terutama jantung. Pengalaman yang pahit, memang. Tetapi apapun yang terjadi, pasti ada hikmah yang bisa diambil dan dicamkan dalam diri.

Selama ini gw susah untuk disejukkan, sebuah titik api kecil bukannya padam malah membentuk menjadi sebuah kawah. Penyejukan menjadi sesuatu yang langka. Gw bisa diredam, perhatian gw bisa dialihkan untuk sementara waktu. Tapi kemudian gw belajar untuk menyadari saat diredam, saat perhatian gw dialihkan. Kemudian belajar untuk meredam diri sendiri, mengalihkan perhatian diri sendiri.

Dan apa hasilnya? Seperti pegas, jika pegas ditekan maka pegas akan menolak, jika pegas ditarik maka pegas akan menarik dirinya sendiri. Kembali seperti keadaan semula, walaupun tidak sama persis. Karena ketahanan pegas akan berubah secara bertahap..

Gw bahkan pernah berpikiran, mungkin pendinginan memang tidak ada dalam kasus gw? Bahwa setiap orang berpikiran bahwa dalam penyelesaian masalah gw memang cuma ini caranya, cara yang telah gw lalui selama ini. Bukan cara yang gw inginkan.

Namun saat ini Tuhan menunjukkan ke-Maha-an-Nya secara nyata dari dalam. Mungkin jengah melihat hamba-Nya yang semakin membatu, semakin tidak terpengaruh dengan masukan-masukan dari luar. Begitu cintanya Tuhan sama gw, ya.. Begitu naifnya gw.. Maha Suci Dia.

Sentuhan-sentuhan halus itu bukan tanpa disadari menyentuh gw, gw sadar sepenuhnya. Namun di dalam gw tidak ada penolakan, sama sekali.. tidak seperti biasanya. Entah bagaimana mekanisme Tuhan bekerja. Hebat! Hanya itu yang terbersit dalam pikiran gw. Sentuhan itu (sepertinya) sadar dan mengerti sepenuhnya dalam setiap gerakannya. Menyejukkan. Benar adanya akan kuasa-Nya yang dengan keinginan-Nya maka terjadi begitu saja, meluluhkan sesuatu yang terasa begitu keras bagi manusia. 

Maka apa yang gw lakukan? Apa yang akan gw lakukan? Gw sadar akan hal-hal yang harus gw lakukan untuk diri gw. Untuk sentuhan yang telah menyejukkan itu, terima kasih untuk kesediaannya. Dan gw minta maaf kalau gw masih agak keras untuk bisa terbuka. Maaf. Gw masih ingat saat dikatakan belum mengisahkan yang sebenarnya dan hanya menunjukkan bagian yang umum. Gw masih dan akan terus ingat. Maaf, rasanya belum menjadi saat yang tepat bagi gw. Akan ada saatnya, secara bertahap. Maaf ya. Tolong dimengerti.

Walaupun secara naluri gw masih dan terus membutuhkan sentuhan itu, gw nggak memaksakan keberadaannya. Gw cuma bisa berdoa dan berharap semoga hal positif semacam ini tidak pernah dijauhkan lagi dari gw. Semoga kelanjutan masing-masing semuanya berjalan di jalur yang baik.

Comments

Popular posts from this blog

I Feel Good

Really I Do

The Happy Birthday Wish