The Worrying Phase Has Begun

I don't know, love. I really don't know about how can we unite our difference in religion. Satu hal yang sangat tidak mungkin adalah untukku mengubah keyakinanku. Diriku terlahir sebagai Muslim, berasal keluarga besar Muslim yang taat, diasuh oleh ayah, ibu, kakek dan nenek yang kuat keimanannya. Saudara-saudariku semua memiliki pemahaman yang sangat dalam tentang keislaman. Terutama aku. Ya, aku. Bisa dibilang di antara kami bersaudara akulah yang memiliki pengetahuan keislaman paling luas. Namun entah mengapa hidupku termasuk yang paling jauh dari nilai keislaman. Itu bukan tentang dirimu, sayang. Itu tentang pribadiku. Namun aku terus berusaha mendekat, aku tahu dan yakin hidupku akan lebih baik jika aku taat beragama.

Entah apa rahasia Tuhan mempertemukan kita, menunjukkan kecocokan kita, menanamkan rasa ketertarikan kita. Aku tidak mengerti itu semua, sayang. Yang aku tahu bahwa aku mencintaimu bukan hanya karena parasmu. Aku adalah orang yang bisa berpikir sehat bahwa kecantikan hanyalah sementara. Aku mencintai kepribadianmu. Aku mencintai cara kita bertukar pikiran. Aku mencintai keterbukaan pikiranmu. Aku mencintai kecerdasanmu.

Entah mengapa kita berdua berasal dari keluarga yang taat beragama namun berbeda, sayang. 

Aku tahu keimananku tidak akan goyah, sayang. Mungkin engkau juga begitu, dan aku sangat menghargai itu. Tapi agamaku tidak mengizinkan kita untuk bersatu sebelum engkau mengikuti agamaku, mungkin dirimu juga memikirkan itu. Aku tidak tahu, sayang.

 

Terdetik rasa ingin menyerah saja demi menyelamatkan hatimu dan hatiku sedini mungkin. Namun apakah itu pantas? Apakah itu justru lebih menghancurkan kita? Ingin sekali kutanyakan hal itu padamu. Ingin sekali aku mengerti kebijaksanaanmu. Dirimu lebih cerdas dariku.

Mungkin benar kata teman-temanku, aku ini bodoh. Aku terlalu gegabah mengambil keputusan untuk mengungkapkan perasaanku padamu. Tapi tidak ada yang kusesali, sungguh. Aku sangat bahagia bersamamu. 

Aku ingin memperjuangkan kita, memperjuangkan hidupku tanpa melukai pihak manapun. Apakah itu mungkin, sayang?